Alkisah, seorang bocah kecil sedang bermain dan bernyanyi riang di tepi hutan. Tertarik dengan keriangan dan nyanyian si bocah, seekor burung pipit hinggap di pundaknya. Merekapun bernyanyi bersama dengan riang hingga petang menjelang.
Senang dengan teman barunya, bocah kecil memutuskan untuk memeliharanya. Dia menangkap burung pipit dan menggenggamnya dengan kedua tangannya yang mungil. Ketakutan, burung pipit berontak sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Takut si burung terlepas, bocah kecil makin mempererat genggamannya.
Si bocah berpikir, "Burung kecil, mengapa kamu berontak? Aku dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagimu. Kamu kecil dan sendirian tanpa seorangpun yang menjagamu. Aku akan memelihara dan melindungimu. Lagipula, kamu sendiri yang datang padaku, dan sepanjang hari tadi kamu tampak bahagia. Jadi, kenapa kamu tidak tinggal saja bersamaku selamanya?"
Burung pipit terus berontak ingin melepaskan diri, dan si bocah makin mempererat genggamannya. Burung pipit terus berontak, dan genggaman si bocah pun semakin kuat. Sejenak kemudian, burung pipit berhenti berontak. Senang karena si burung pipit akhirnya mau menurut, si bocah bergegas pulang dan menaruhnya dalam sangkar, saat di mana si bocah mendapati burung pipit dalam genggamannya sudah mati.
Si bocah kecil sedih, air matanya mengalir deras. Dia tidak pernah berniat membunuh si burung pipit. Yang dia inginkan hanyalah merawat dan melindungi si burung pipit dengan sepenuh hati. Dia menyesal, niat baik dan usahanya untuk merawat, memelihara dan melindungi justru membawa kematian bagi teman kecilnya ini.
Hari-hari berlalu, si bocah kembali bermain dan bernyanyi riang di tepi hutan. Burung pipit lain hinggap di pundaknya dan merekapun bernyanyi bersama dengan riang. Saat petang menjelang, mereka berhenti bernyanyi dan burung pipit terbang meninggalkan si bocah kecil.
Kali ini si bocah tidak mencoba menangkap si burung pipit. Dia membiarkannya terbang dengan bebas meninggalkan dirinya. Si bocah berpikir, "Aku senang dan bahagia bila dia tetap ada bersamaku. Kami dapat selalu bermain dan bernyanyi dengan riang bersama. Tapi tampaknya lebih baik baginya bila dia tetap bebas. Mungkin suatu hari nanti dia akan kembali, atau mungkin juga tidak. Aku tidak tahu."
Hari-hari berlalu, si bocah tiap hari tetap bermain dan bernyanyi riang di tepi hutan. Sendirian, karena tidak ada seekor burungpun yang hinggap di pundaknya. Hingga suatu hari si bocah mendengar burung pipit bernyanyi di belakangnya. Si bocah menoleh dan tersenyum. Teman kecilnya sedang terbang mendekat dan hinggap di pundaknya. Si bocah kegirangan, senyum lebar menghiasi bibirnya. Dan merekapun kembali bernyanyi bersama dengan riang hingga petang menjelang.
Burung pipit telah kembali, atas keinginannya sendiri. Dia mau kembali karena dia senang dengan keriangan si bocah dan nyanyian yang dinyanyikannya. Dia kembali karena dia merasa nyaman dan bahagia saat mereka bernyanyi bersama. Dan karena dia tahu bahwa si bocah akan mengijinkan dia untuk terbang dan pergi dengan bebas, kapanpun dan kemanapun dia mau.
- - -
Setiap orang punya cara dan faktor nilai yang berbeda. Apa yang baik bagi kita belum tentu baik bagi orang lain dan sebaliknya. Apa yang kita yakini dapat membawa kebahagiaan bagi orang yang kita kasihi kadang justru membuat mereka tidak nyaman dan tersiksa.
Hubungan tidak dapat dipaksakan. Seseorang tidak dapat dipaksa atau dibuat untuk mengasihi atau menginginkan kita. Seseorang mau untuk ada bersama kita semata-mata karena mereka mau dan memilih untuk ada bersama kita. Karena mereka merasa nyaman dan bahagia saat ada bersama kita. Dan karena mereka merasa bebas untuk mengasihi kita dengan cara dan atas kehendak mereka sendiri.
"If you love somebody, let them go, for if they return, they were always yours. If they don't, they never were."
Khalil Gibran (1883 - 1931)
Bila anda sungguh mengasihi seseorang, ijinkan dia untuk bebas menjalani hidup dan kehidupannya sesuai dengan cara yang dipilihnya sendiri. Bebaskan dan ijinkan dirinya untuk menjadi bahagia, apapun arti kebahagiaan itu baginya. Termasuk mengijinkan dia untuk pergi meninggalkan anda. Saat dia menginginkannya, atau bila memang itulah yang dibutuhkannya agar dapat bahagia.
Bila suatu saat nanti dia kembali, maka dia memang benar-benar milik anda. Bila tidak, maka anda tahu bahwa selama ini dia memang tidak pernah menjadi milik anda.