Memang sudah selayaknya ketika kita membeli burung dengan kondisi sudah rajin bunyi bahkan gacor pastilah akan lebih mahal jika dibandingkan dengan burung dengan kondisi yang masih bahan ataupun bukan bahan tetapi tidak rajin bunyi apa lagi gacor, kecuali orang butuh uang alias BU biasanya harganya dibawah standard atau bisa jadi orang menjual dengan harga murah dan terburu-buru, nah yang ini harus hati-hati asal usul burung dan patut dipertanyakan dari mana asal burung yang dibawanya .
Nah kali ini sedikit kisah pengalaman kawan yang sempat membeli burung kenari di pasar burung di pedagang kenari yang masih ombyokan dengan harga sangat murah hanya Rp 75 ribu. Tidak ada salahnya kita membeli kenari yang masih di ombyok, tetapi kalo bisa pilihlah kondisi burung yang menurut kita bagus. Memang banyak yang berpendapat, kenari akan terlihat berkualitas ataupun bisa dibilang sudah bunyi jika posisinya sendiri bukan dalam gerombolan atau ombyokan, dan bagi seorang pedagang sangat sedikit sekali kemungkinannya untuk memilih satu-satu untuk mengetahui mana yang sudah bagus. Nah ketika kondisinya seperti itu, maka kesempatan kita untuk bisa mencoba mencari manakah yang sudah berumur lumayan dan berkualitas itulah yang bisa kita pilih.
Pengalaman kawan sebagaimana yang disebutkan diatas, seusai membeli, sesampai di rumah di rawat selayaknya perawatan burung yang baru dibeli dari pasar burung.
Tidak terlalu lama dalam merawat burung yang baru dibeli tersebut hanya selang sekitar 7-10 hari burung sudah rajin ngeriwik kasar dan juga sudah rajin ngerol walaupun masih dengan rol yang pendek-pendek, artinya dengan jarak waktu hanya sekitar 1 mingguan dari harga 75 ribu burung sudah bisa dijual dengan harga 200 ribu bahkan lebih, itu jika ingin dijual, tetapi jika ingin dirawat sendiri juga tidak ada salahnya.
Kesimpulannya adalah, ternyata banyak juga burung kenari yang dalam kondisi masih ombyokan namun berkualitas dan tergantung kita cara memilihnya.